Review Aroma Karsa

Pernah saya mendengar, penulis Dee Lestari mengatkan kalau Aroma Karsa ini adalah novel epic. Artinya jumlah kata yang tersaji di dalamnya mencapai lebih dari 100.000 kata. Saya akhirnya itung-itungan dulu. Kecepatan baca rata-rata manusia adalah 200 kata per menit. Artinya dibutuhkan sekitar 9 jam paling cepat waktu yang saya butuhkan untuk membacanya.


Kenyataan yang terjadi di saya; setiap malam saya cicil sekuatnya sambil ngetik naskah cerita saya juga hingga terkejut sampe di bab 61 pada malam ke-4 dan tamat. Tapi di benak saya mau lebih. Menghayal seandainya ada bab 62 tapi kenyataan berkata bab nya cuma ada 61. Judul bab 61 pas saya baca lagi "Gerbang Awal." Saya merasa seperti dikasi parfum sama Jati Wesi tapi isi cairannya ternyata cuma air aqua. Pengen jerit tapi inget malem. Kasihan yang udah pada tidur nanti kaget.

Kembali, buku ini kalau saya bilang unik. Paling menonjol terjadi pada saya; ngendus-ngendus semua hal yang mungkin bisa jadi ada baunya. Ketularan Jati Wesi. Saya berpikir, yang selama ini terlewat dan saya anggap tidak ada baunya bisa jadi sebenarnya ada baunya! Saya diam-diam mengendus kayu, sticky notes, lantai keramik, keyboard ketik, kulit pisang, tissue, piring melamin maupun kaca, sendok makan campuran krom-nikel, centong nasi plastik, talenan kayu dan hal lainnya di sekitar saya. Untungnya saya masih di rem sama akal sehat saya.

Karakter yang bagi saya paling saya idolakan adalah komandan Mada yang padahal porsinya di cerita cuma sedikit, kemudian Jati Wesi karena karakter ini hidungnya yang paling top. Sedangkan nama yang paling lucu menurut saya Aan Durahman walaupun sepak terjangnya ga ada di cerita. ga tau kenapa Aan lebih lucu daripada Mbah To, Jo, No. Sedangkan karakter yang paling kasihan menurut saya adalah si Arya, walaupun dia ga kenapa-kenapa. Tapi ngenes jadi Arya. :(

Dengan ditulisnya ini, selesai sudah saya membaca Aroma Karsa. Terima kasih untuk penulis Dee Lestari yang sudah menulis karya yang penuh dengan kartu-kartu twist yang sangat spektakuler dan menyenangkan untuk terus dikuti halaman demi halamannya. 100.000 katanya ga berasa banyak. Akhir kata saya cuma bisa bilang: Ini bangus banget loh untuk penyuka novel genre apapun! Kisahnya fiksi tapi terasa non fiksi. Ada romansa-nya, Ada thriller-nya. Ada fantasi-nya. Ada polisi-polisi-nya. Ada petualangan-nya. Pokoknya paket komplit!

*pengen makan manisrejo jadinya

Komentar