Mau kemana..?

Suatu sore ketika hendak kembali ke Bandung (cerita nya habis dari Cempaka Putih, Jakpus) saya seperti biasa menunggu bus di pengadilan, sebrang nya kantor gudang garam. 

Namanya nunggu bus ya pasti ga langsung dapet, meski biasanya ada yang ngetem juga sih, tergantung luck.

Nah, hari itu saya lihat tiba-tiba ada mobil Dinas Sosial DKI Jakarta tiba-tiba lewat, dan berhenti di dekat saya. 

Bukan karena tampilan saya yang kaya gembel loh, tapi mobil dinas itu menurunkan seorang gadis yang usianya mungkin baru 15-16 tahun. 

Tampilan nya biasa-biasa saja tapi yang saya bingung kenapa dia bisa diturunkan dari mobil dinas sosial. Petugas dinas sosial menghampiri saya dan nanya, 

"Mas, ke Bandung juga?" 

dan saya jawab, "Ya Pak." 

Gadis itu terlihat seperti anak yg hilang harapan. 

Begitu bus tiba, saya naik setelah gadis itu, ongkos bus nya dibayar sama petugas dinas sosial. Saya duduk bersebrangan dengan gadis itu. Di bus dia menangis, lalu tertidur. 

Mata saya tak berhenti menatap bingung melihat gadis itu. Miris, tapi ya begitulah. Saya tanya, adek mau kemana? Dia jawab, "Saya tidak punya tujuan."

Tiba di terminal, dia turun dan berlari menembus hujan, mengarah pergi dan meninggalkan tas nya begitu saja di dalam bus. Ketika di cek oleh petugas bus, isi tas nya hanya selembar saputangan bekas.

Bingung, saya khawatir akan keluarga anak itu. Saya juga punya Adik perempuan yang mungkin saja saya tak tahu isi hatinya. Entah kenapa dia pergi tanpa tujuan, meninggalkan barang yang dibawa nya. Terlebih lagi, dia diantar oleh petugas dinas sosial.

Berbeda dengan saya, yang ke Jakarta punya tujuan, dan kembali ke Bandung juga memiliki tujuan, mungkin gadis itu tidak. Dia pergi tanpa tujuan, dan dipulangkan juga tanpa tujuan. 

Dilihat dari pakaian yang dikenakan nya, saya bisa tahu pasti dia bukan gadis jalanan. Karena kulitnya bersih, rambutnya bagus dan terawat, memakai pakaian yang bersih. Entah kenapa dia terlihat tidak bersemangat dan menyatakan bahwa dirinya tidak punya tujuan.

Yang ingin saya angkat adalah, ADA ORANG YANG NAIK BUS TANPA PAHAM SEBENARNYA TUJUAN NYA SETELAH TIBA DI TERMINAL. Layaknya gadis tersebut yang harus ke Bandung karena diantar oleh petugas dinas sosial. 

Toh mungkin sebenarnya dia tidak punya pilihan lain. Uang tak ada, tujuan tak ada. Ia hanya mengikuti kemana bus membawanya, lalu ia pergi berlari tanpa tahu kemana arah kakinya akan membawanya.

Contoh kasus nya sama dengan beberapa teman saya yang kuliah, mengambil jurusan yang tidak dipahami, namun memaksakan diri. Alhasil ketika lulus dengan nilai yang memuaskan pun, dia harus 'banting stir' untuk mengerjakan hal yang tidak ada hubungan nya dengan apa yang dipelajari semasa kuliah. (cuma sekedar contoh)

Dinas sosial itu diibaratkan seperti orangtua yang menyarankan anaknya untuk kuliah meski sang anak sebenarnya tidak memiliki bakat di bidang tersebut. Dengan kalimat jitu, "YA DARIPADA NGANGGUR, GAK KULIAH". 

Sama seperti si gadis itu, sang anak sebenarnya tidak memiliki pilihan lain, selain 'disuruh kembali' oleh dinas sosial. Dinas sosial mengembalikan gadis tersebut berharap sang gadis bisa tiba di tujuan nya dengan selamat. Sang orangtua pun berharap anaknya bisa menjadi orang yang sukses dengan menyuruhnya tetap kuliah. Miris bukan??

Semoga kelak kau bahagia, hei gadis yang diantar dengan mobil dinas sosial.

Komentar